Sabtu, 29 Mei 2010

perkembangan gender



Perkembangan gender

· Perkembangan gender dapat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua:

o Dibeberapa Negara bayi laki-laki lebih diinginkan daripada bayi perempuan.

o Ayah dan ibu memiliki peran psikologis sama penting dalam perkembangan gender anak.

o Kebanyakan orang tua mendorong kegiatan dan bentuk permainan yang berbeda terhadap laki-laki dan perempuan.

· Perkembangan gender juga dapat dipengaruhi oleh teman sebaya :

o Dapat dilatih dalam sekolah yang berbasis gender.

o Anak perempuan tomboy biasanya bisa mengikuti aktivitas kelompok anak laki-laki tanpa kehilangan statusnya dikelompok anak perempuan , sedang anak laki-laki tidak seperti itu.

o Tuntutan untuk beridentitas gender sesuai jenis kelamin semakin meningkat pada usia remaja.

· Teori terkait perkembangan gender

o Teori psikoanalisis

Menyebutkan bahwa ketertarikan seksual terhadap orang dengan jenis kelamin yang berlawanan sudah muncul pada usia 3-5 tahun yang dinamakan odipus complex. Identifikasi terhadap orang tua dengan jenis kelamin sama dengan usia sekitar 5-6tahun. Hasilnya ialah perilaku sama dengan orang tua berjenis kelamin sama dengan anak.

o Teori kognitif social

Reward dan punishment terhadap perilaku yang sesuai / tidak sesuai dengan gendernya oleh dewasa dan teman sebaya= observe dan imitasi terhadap model tentang perilaku maskulin dan feminine.

· Klasifikasi peran gender

o Androgini : karakteristik feminism dan maskulin dalam individu.

o Individu androgini lebih fleksibel , sehat mental dan kompeten daripada individu maskulin atau feminine.

o Androgini lebih mudah di ajarkan sebelum anak masuk smp.

· Peran gender dalam sekolah:

o Beberapa hal yang diperhitungkan dalam bias gender disekolah:

1. Kepatuhan , mengikuti aktivitas , rapid an teratur

2. Mayoritas guru sd adalah perempuan

3. Anak laki-laki lebih mungkin mengalami kesulitan belajar dan perilaku bermasalah daripada anak perempuan

4. Anak laki-laki lebih mungkin mendapatkan nilai rendah dan tidak naik kelas.

5. Pendidikan pada gender yang sejenis.

· Gender dan media

o Media terutama televise , cetak dan lain-lain.

o Laki-laki degambarkan lebih kompeten , sebagai pekerja , status lebih tinggi dan keragaman pekerjaan lebih banyak

o Perempuan sebagai ibu rumah angga romantic, lebih memperhatikan penampilan , kencan dan belanja.

Rabu, 12 Mei 2010

perkembangan diri dan konsep diri anak


Perkembangan diri dan konsep diri

· Anak-anak awal

Menjelang akhir tahun kedua kehidupan anak-anak mengembangkan suatu rasa diri(a sense of self). Selama masa awal anak – anak , terjadi beberapa perkembangan penting dalam diri. Di antara perkembangan ini ialah menghadapi isu prakarsa versus rasa bersalah dan peningkatan pemahaman diri.

§ Prakarsa vs rasa bersalah

Hingga saat ini anak-anak telah yakin bahwa mereka adalah diri mereka sendiri yang selama masa awal anak-anak mereka harus menemukan menjadi apa mereka kelak. Anak – anak di tahap ini mulai melakukan proses identifikasi dengan orang tua mereka dan mengembangkan ketrampilan perceptual,motorik,kognitif dan bahasa untuk melakukan sesuatu.

Kemudian ada yang dinamakan prakarsa:digunakan untuk peralihan dunia anak-anak ke suatu dunia social yang lebih luas dan pengaturan utama prakarsa ialah kata hati(conscience). Anak –anak pada tahap ini sudah mengembangkan pengawasan diri dan mendengar suara batin mereka. Anak –anak meninggalkan tahap ini dengan suatu rasa prakarsa yang melampaui rasa bersalah sangant bergantung pada bagaimana orang tua tanggap terhadap kegiatan – kegiatan yang mereka prakarsai sendiri. Prakarsa juga didukung bila orang tua menjawab pertanyaan anak – anak mereka dan tidak mencemooh atau menghambat kegiatan fantasia tau permainan. Sebaliknya , bila anak dibuat merasa bahwa kegiatan motorik mereka jelek,bahwa pertanyaan mereka mengganggu dan bahwa permainan mereka adalah konyol dan bodoh , maka anak seringkali mengembangkan suatu rasa bersalah atas kegiatan yang mereka prakarsai sendiri yang dapat berlangsung terus hingga tahap kehidupan selanjutnya.

§ Pemahaman diri

Ialah representasi kognitif diri anak , bahan dan isi konsep diri anak. Misalnya , seorang anak perempuan berusia 5 tahun memahami bahwa ia adalah seorang perempuan,berambut hitam , suka mengendarai sepedanya,memiliki seorang teman dan seorang perenang. Pemahaman diri seorang anak didasarkan atas berbagai peran dan kategori keanggotann yang mendefinisikan siapa anak itu. Walaupun bukan keseluruhan identitas pribadi , pemahaman diri member tian pondasi rasionalnya.

Awal pemahaman diri yang belum sempurna itu dimulai dengan pengakuan diri, yang berlangsung kira-kira pada usia 18 bulan. Pada masa awal anak-anak , anak – anak biasanya memahami diri dari sudut pandang fisik.

Disini juga terdapat dimensi aktif yang merupakan suatu komponen pokok diri pada masa awal anak-anak.

· Anak – anak tengah dan akhir

§ Perkembangan pemahaman diri

Pemahaman diri berubh secara pesat dari mendefinisikan diri melalui karakteristik eksternal menjadi mendefinisikan diri melalui karakteristik internal. Anak – anak tidak hannya menyadari perbedaan – perbedaan antara keadaan – keadaan dalam dan luar, tetapi juga lebih cenderung mencakup keadaan dalam yang subjektif dalam definisi mereka tentang diri sendiri. Di tahap ini anak sudah mengembangkan aspek – aspek social dan perbandingan social.

§ Peran pengambilan perspektif dalam pemahaman diri

Ialah kemampuan untuk mengambil perspektif orang lain dan memahami pemikiran dan perasaan – perasaannya.

§ Harga diri dan konsep diri

Harga diri ialah dimensi evaluative global dari diri. Harga diri juga diacu sebagai nilai diri atau citra diri. Konsep diri mengacu pada evaluasi bidang spesifik dari diri sendiri. Yang mempengaruhi konsep diri anak antara lain:relasi orang tua dan anak,keluarga,teman sebaya dan sekolah.

§ Peningkatan harga diri anak – anak

Harga diri anak – anak dapat ditingkatkan dengan empat cara berikut: pengidentifikasian sebab – sebab rendahnya harga diri dan bidang – bidang kompetensi yang penting bagi diri , dukungan emosional dan persetujuan social prestasi dan menghadapi masalah.

§ Tekun vs rendah diri(industry vs inferiority)

Anak – anak menjadi tertarik pada bagaimana sesuatu diciptakan dan bagaimana sesuatu bekerja. Bila anak – anak didorong dalam upaya mereka untuk berbuat , membangun , serta bekerja , maka rasa tekun mereka akan meningkat. Akan tetapi , orang tua yang melihat upaya anak – anak mereka dalam membuat sesuatu sebagai “kacau” atau “berantakan” dapat mendorong perkembangan rasa rendah diri pada anak – anak.


Selasa, 11 Mei 2010

perkembangan emosi anak


Perkembangan emosi

· Emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya.

· Emosi dibagi 2,yaitu emosi spesifik(contohnya rasa marah,senang,bahagia) dan emosi tak spesifik(merupakan perasaan hampa atau gabungan dari berbagai macam emosi yang ada).

· Emosi menurut intensitasnya dibagi menjadi 2,yaitu emosi yang lemah(contohnya ialah ketika kita merasa senang ,tetapi senang yang gag senang – senang amat) dan emosi yang kuat(contohnya ialah senang yang memuncak)

· Emosi diklasifikasikan menjadi 2,yaitu emosi positif(berupa rasa bahagia,terharu,senang) dan emosi negative(berupa rasa marah,jengkel dan sedih).

· Perkembangan emosi part I

Ø Emosi dipengaruhi oleh biologis , namun biologis hanya sebagai bagian dari emosi.

Ø Untuk memahami kapan , dimana dan bagaimana emosi diekspresikan , harus memahami budaya yang berlaku.

Ø Biologi membuat manusia menjadi makhluk emosional, tetapi perkembangan emosi dipengaruhi oleh keterikatan terhadap budaya dan hubungan dengan orang lain.

· Konsep perkembangan emosi

Ø Pengaturan emosi(emotional regulation):harus diajarkan dari kecil.

ü Berasal dari sumber daya eksternal ke internal. Maksudnya ialah sia anak belajar emosi dari copying orang tua lalu dimanifestasikan ke dalam dirinya.

ü Strategi kognitif(berpikir positif tentang situasi, pengalihan atensi/pengaturan emosi sesuai dengan keinginan kita). Contohnya misalnya tindakan tidak ingin bertemu/menghindari orang yang sedang kita sebelin.

ü Rangsangan emosi/emotional arousal ada ketika emosi kita mereda.

ü Memilih dan mengatur konteks hubungan.

ü Coping terhadap stress pada anak – anak belum menguasai teknik ini,kemudian dapat dilampiaskan dalam bentuk agresif,melamun dan cari perhatian.

ü Emotional regulation tergantung juga dari peran orang tua dalam mengatur emosi keseharian.

ü Terdapat emotional coaching:

v Memonitor:orang tua yang sudah tau jika anaknya memiliki emosi negative saat keinginan tak tercapai.

v Melatih:orang tua mengajarkan kepada anak kapan harus marah yang pas dan kapan harus memendam marahnya.

v Scaffolding:jika dirasa si anak sudah mencapai target yang diinginkan orang tua,maka orang tua dapat merubah tingkat dukungannya tersebut.

ü Terdapat emotional dismissing(menolak,mengabaikan,mengubah):misalnya anak cowok dianggap ndak pantas / malu-maluin kalau nangis,lha si orang tua ini langsung mengajak si anak untuk main kesuatu tempat yang disukai si anak agar si anak berhenti menangis tanpa menanyakan apakah si anak suka atau tidak.

Ø Emotional competence

ü Agar bisa dikatakan kompeten secara emosional, seseorang harus menguasai ketrampilan yang berhubungan dengan konteks social.

ü Menggunakan kosa kata untuk menguasai emosi,sensitive dan empati coping adaptif,mengatur emosi diri.

· Perkembangan emosi part II

Ø Masa bayi

ü Emosi primer

Meliputi:usia 3 bulan(senang,sedih ,jijik) , usia 2-6bulan(marah) , 6bulan pertama(terkejut,tertarik misalnya pada mainan dan warna terang) , 6-8 bulan.

ü Emosi yang disadari(memerlukan kognisi)

Meliputi:usia 1,5-2 tahun(empati , cemburu,bingung) dan usia 2,5 tahun(bangga , malu dan bersalah).

Mekanisme ekspresi emosi:berupa tangisan,senyuman dan ketakutan